REVIEW FILM SEBUAH FILM HOROR PSIKOLOGI
UTUSAN IBLIS – DIA YANG BERADA DI ANTARA KITA
Permulaan tahun 2025 sebuah film horor psikologi berjudul “UTUSAN IBLIS : Dia Yang Berada Di Antara Kita” rilis di bioskop – bioskop Indonesia pada tanggal 2 Januari . Genre horor pada waktu – waktu ini memang ramai menghiasi layar lebar di seluruh Indonesia.
Produksi dari DLK Picture menawarkan film bergenre horor psikologi , sebuah genre yang sangat jarang di angkat oleh sineas Indonesia . Pada umumnya film horor Indonesia yang mengangkat genre horor mengambil tema pada film ” hantu – hantuan” dari cerita rakyat , cerita misterius , cerita mistis dan cerita mitos yang beredar di masyarakat.
Film “UTUSAN IBLIS” – Dia Yang Berada Di Antara Kita besutan sutradara Dyan Sunu Prastowo yang mencoba untuk mengeksplor sisi sinematografis tema horor psikologi yang naskah skenarionya di tulis oleh Gerald Mamahit .
Yang menarik dari ide film ini ,adalah kisahnya di inspirasi kisah pembunuhan yang viral , kisah seorang ibu muda yang melakukan pembunuhan seluruh anggota keluarganya karena terdorong oleh bisikan gaib. Alur cerita dan sinopsis yang di bangun dalam film berdurasi sekitar 90 menit ini mencoba menggambarkan cerita seram pembunuhan yang terjadi tersebut.
Garis besar sinopsis film UTUSAN IBLIS – Dia Yang Berada Di Antara Kita bertumpu pada 3 tokoh utama yakni Rendy seorang polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan diperankan oleh aktor Dimas Aditya , Olivia seorang dokter ahli Jiwa sebuah rumah sakit Jiwa yang menjadi konseling pelaku pembunuhan diperankan oleh aktris Shareefa Daanish dan Cantika seorang ibu rumah tangga yang menjadi pelaku pembunuhan diperankan oleh Cindy Nirmala.
SINOPSIS
Bermula dari peristiwa pembunuhan satu keluarga ayah dan anaknya yang di lakukan oleh sang ibu di sebuah rumah , Rendy sebagai polisi yang menangani kasus ini meminta bantuan dr Olivia sebagai seorang dokter Jiwa untuk menguak motif dari pelaku pembunuhan tersebut .
Rendy merasa bahwa ada keanehan motif pembunuhan pada Cantika sebagai pelaku , pada motif pembunuhan yang melibatkan orang dekat atau keluarga ,pelaku biasanya akan melakukan bunuh diri dan meninggalkan sebuah pesan .
Olivia sebagai seorang dokter bersikukuh bahwa kasus Cantika ini murni keadaan mental Cantika yang mengalami gangguan.
Namun seiring dengan konseling yang dilakukan dr Olivia dengan Cantika , banyak kejadian aneh yang menimpa dr Olivia. Kejadian – kejadian tersebut mulai meneror kondisi psikologis Olivia
Semakin dalam konseling dilakukan , dr Olivia menemukan bahwa yang di hadapannya bukanlah Cantika yang sebenarnya ,namun ada ” sosok mahluk ” jahat yang menguasai Cantika . Sesi konseling bahkan membuka ” trauma ” lama dr Olivia yang dialaminya .
Demikian pula dengan penyelidikan Rendy , yang menemukan keterkaitan kasus Cantika dengan kasus lama yang menimpa dr Olivia .
Pada ending cerita , teror yang dilakuan oleh “sosok mahluk jahat ” yang menguasai Cantika semakin menjadi dan pada akhirnya memakan korban jiwa termasuk Rendy.
Pada akhir film dr Olivia sang dokter jiwa menempati posisi seperti Cantika dengan duduk berhadapan dengan seorang dokter jiwa lainya yang melakukan konseling.
Review
Film Utusan Iblis -Dia Yang Berada di Antara Kita ini mencoba untuk ” merebut ” penonton di antara film tanah air bergenre horor lainya .
Di tilik dari genre horror psikologi ,sebenarnya ini bisa menjadi nilai jual yang menjanjikan.
Film nasional bertema psikologi produksi masih sangat jarang karena memang harus memiliki penulis dan sutradara yang kuat . Disamping aktor yang mumpuni juga .
Secara umum ,film Utusan Iblis ini sudah mengidentifikasikan dirinya sebagai film horor . Dilihat dari tone warna pada adegan – adegannya ,tone warna ligthingnya mengarah ke biru – biruan . Juga di dukung oleh make up Cantika dan permainan ekpresinya yang menunjukkan kebengisan sosok yang merasuki Cantika .
Permainan ekpresi wajah Cindy Nirmala sebagai Cantika sepertinya menggambarkan sifat psikopat dibanding dengan ‘ kerasukan sosok jahat ” di tubuhnya .
Alur cerita yang dibangun dengan scene awal pembunuhan keluarga nya sebenarnya sudah berhasil menjadi dasar untuk alur cerita selanjutnya .
Film ini bertumpu pada 3 karakter tokoh utama yang menonjol. Akting ketiganya cukup menggambarkan jalanya cerita .
Namun teknik pengambilan gambar pada scene ekpresi Cantika dirasa terlalu lama yang sebetulnya bisa digunakan untuk scene – scene karakter lainya .
Akting Shareefa Daanish sebagai dokter Olivia boleh dikatakan cukup baik walau kurang terekplorasi pada sisi saat trauma mulai muncul yang kurang tergarap baik .
Untuk akting Rendy sang polisi cukup datar . Mungkin sang sutradara memfokuskan pada Cantika dan Olivia untuk mendapat feel horornya .
Pada scene pendukung orang gila lainya terlihat hanya tempelan adegan saja .
Skenario
Tingkat kesulitan pada tema film psikologi baik horror triller maupun campuran misteri hantu – hantuan adalah pada penulisan . Selayaknya film dengan tokoh utama dokter jiwa dan polisi , konten dari dialog dr Olivia dan Rendy polisi kurang sekali menyentuh istilah ilmiah psikologi.
Di satu scene Olivia dan Rendy di cafe yang mengatakan bahwa keyakinan Olivia ,pelaku Cantika masih bisa di sembuhkan dengan cara – cara ilmiah bukan cara supranatural ( ruqyah dll) .
Terasa sekali dialog yang terjalin antara Olivia dan Rendy cukup ringan dan datar .
Pun dalam scene Rendy , ketika memeriksa kliping koran berita lama tentang pembunuhan kaitan dengan Kasus yang menimpa Olivia di masa lampau .
Setting Lokasi dan Artistik
Unsur penting dalam sebuah film adalah set lokasi yang menggambarkan cerita . Pada film UTUSAN IBLIS mengambil tempat seputar Rumah Sakit Jiwa , Rumah Olivia, Rumah kejadian dan rumah atau Kantor Rendy ( polisi ) .
Set RSJ sangat dominan di film ini. Penggambaran RSJ tempat di rawatnya Cantika sangat kurang . Hal yang menjelaskan lokasi itu RSJ adalah tembok penunjuk nama RS .
Suasana pada lokasi kurang tergambar sebagai RS. . Detail view RS seperti lalu lalangnya orang ,tenaga medis, dokter atau peralatan medis dan lain – lain kurang terekpost .
Pada scene Rendy terdapat papan penuh kliping dan benang merah yang saling terhubung tidak menunjukkan secara tegas apakah di kantor polisi atau rumah Rendy .
Detail lokasi yang kecil ini sebenarnya bisa menunjukkan betapa gigihnya Rendy sebagai polisi untuk melakukan penyelidikan .
Tampaknya detail set lokasi ini kurang mendapat atensi , yang sebenarnya jika lebih di ekpslor akan mendukung suasana dan atmosfir cerita film ini.
Musik skoring
Elemen musik pada suatu film dapat membangun suasana suatu adegan lebih dramatis , beruntung Indra Qadarsih mantan keyboardis Slank menjadi pengisi dan penata musik di film ini . Scene – scene memegangkan berhasil menjadi lebih seram berkat dukungan musik skoringnya.
Penambahan efek – efek suara seperti suara pintu berderit, ketukan dipintu atau ketukan langkah kaki dapat menambah atmosfer horor berlipat – lipat .
Ending Film
Scene menjelang ending film ini , cukup membuat ketegangan di puncak . Saat sosok jahat yang merasuki Cantika menunjukkan eksistensinya dan mengejar dr Olivia ,mengedor pintu ,memanggil nama dr Olivia membuat kepanikkan dr Olivia semakin tinggi .
Meraih gunting dan menikam berkali – kali Cantika yang ternyata Rendy yang di tikam kareha halunsinasi menjadi akhir yang tragis .
Diperlihatkan tubuh Rendy yang tergeletak penuh darah tak berdaya , lalu adegan ini jumping pada menjelang akhir .
Dokter jiwa baru yang menanyakan beberapa pertanyaan pada dokter Olivia yang sekarang duduk menjadi pasien seperti Cantika terlebih dahulu . Kemudian film selesai tutup layar .
Bagi penonton yang jeli seperti ada lompatan alur ceritanya . Tidak di jelaskan bagaimana suasana setelah meninggalnya Rendy sang polisi secara tragis . Padahal peristiwa ini ,yang meninggal adalah anggota polisi yang menyelidiki banyak kasus pembunuhan dan terjadi di tempat umum yakni Rumah Sakit yang tentu saja membuat banyak atensi di masyarakat dan intitusi kepolisian . Namun hal ini tidak di tampilkan dalam filmnya .
Nasib Cantika sebagai 3 karakter utama pun tidak diperlihatkan lagi yang membuat tanda tanya besar bagi penonton yang jeli .
Secara umum , Film ” UTUSAN IBLIS ini berhasil menegaskan bahwa ini adalah film horor .
Dengan mengambil Genre film horor Psikologi para pemeran utamanya Cantika dan dr Olivia berakting cukup baik .
Kekurangan pada detail seting lokasi rumah sakit yang terasa ” sepi dan kosong ” aktifitasnya sedikit tertutupi dengan skoring musik yang dapat membawa penonton pada suasana lebih mencekam .
Ide dan tema psikologi yang diangkatnya menjadikan film ini lebih fresh di antara tema film horor hantu, misteri dan mitos yang sedang ramai di bioskop Indonesia.
Tentu saja film ini dapat menjadi sedikit referensi untuk penonton penikmat film horor di Indonesia . Selamat menonton .